kartini dan sebuah karya sastra

Kartini dan Sastra

Kartini dan Sastra
Oleh: Dede Jalaludin El-Kamil
Diamlah djangan mengaduh, djangan mengeluh, djangan meratap. Mendo’a itu jang kukehendaki, mendo’a belaka tiada terputus-putusnya, moga-moga kami tetap seperti dahulu; periang dan pertjaja apa djuapun gerakan akan menimpa diri kami dikemudian hari, djangan berputus asa, dan djangan menyesali untung, djanganlah hilang kepertjajahan hidup. Kesengsaraan itu membawa nikmat. Tidak ada jang terdjadi berlawanan dengan rasa kasih.
Jang hari ini terasa terkutuk, besoknja ternjata rahmat cobaan itu adalah pendidikan tuhan!
Surat kartini kepada njonja Abendanon pada 4 djuli 1903
Pada masa nenek moyang kita dijajah Belanda selama ratusan tahun dulu, telah banyak wanita-wanita pejuang kemerdekaan yang lahir. Sebut saja Cut Nyak Dien, Cut Nyak Meutia, Laksamana Malahayati, Nyi Ageng Serang, Dewi Sartika, Nyi Ahmad Dahlan dan lainnya. Mereka berjuang di daerah, pada waktu, dan dengan cara yang berbeda-beda, demi kemerdekaan dan kejayaan bangsa ini. Ada yang berjuang dengan mengangkat senjata, ada yang melalui pendidikan, ada juga yang melalui organisasi maupun cara lainnya.
Peringatan hari Kartini sebagai momen mengenang perjuangan kebangkitan kaum perempuan yang tidak lepas dari kebangkitan bangsa Indonesia disamping itu juga untuk mendorong peran serta perempuan dalam kepedulian sosial, bagi kaum perempuan hari kartini merupakan hari yang bersejarah. Dan perlu diketahui bahwa peran perempuan dalam kehidupan saat ini cukup penting.
Dibalik tulisan “Habis Gelap Terbitlah Terang” ini bermulia Ketika Kartini berkunjung kerumah pamannya Saat itu sedang berlangsung pengajian bulan khusus untuk anggota keluarga. Kartini ikut mendengarkan pengajian bersama Raden Ayu dari balik Khitab (tabir). Kartini tertarik kepada materi yang sedang diberikan, tafsir Al Fatihah, oleh Kyai Saleh Darat, ulama besar yang sering memberikan pengajian di beberapa kabupaten di sepanjang pesisir utara. Setelah selesai pengajian, Kartini mendesak pamannya agar bersedia untuk menemaninya untuk menemui Kyai Saleh Darat.
Tertegun sang Kyai mendengar pertanyaan Kartini yang diajukan secara diplomatis. Kyai Saleh Darat paham betul akan maksud pertanyaan yang diajukan Kartini karena sebelumnya pernah terlintas dalam pikirannya. Singkat cerita tergugahlah sang Kyai untuk menterjemahkan Al Qur’an ke dalam bahasa Jawa. Dan ketika hari pernikahan Kartini tiba, Kyai Saleh Darat memberikan kepadanya terjemahan Al Qur’an juz pertama. Mulailah Kartini mempelajari Al Qur’an. Tapi sayang sebelum terjemahan itu rampung, Kyai Saleh Darat berpulang ke rahmatullah.
(Minadzdzulumaati Ilaan Nuur), yang bermakna “Dia mengeluarkan mereka dari zaman kegelapan kepada Cahaya “Akan lebih banyak lagi yang saya kerjakan untuk bangsa ini bila saya ada di samping seseorang laki-laki yang cakap, yang saya hormati, yang mencintai rakyat rendah sebagai saya juga. Lebih banyak, kata saya, daripada yang dapat kami usahakan sebagai perempuan yang berdiri sendiri“[Habis Gelap Terbitlah Terang)
Dari goresan tangan dan semangat kartini tersebut maka menumbuhkan ide-ide dari beberapa penulis atau novelis
Dari beberapa banyak karya sastra yang menceritakan semangat perjuangan tentang hidup seorang perempuan terhadap imipan maupun perlawanan masih sedikit diantara judul novel atau karya sastra lain yang menceritakan semangat perjuangan seorang perempuan diantaranya novel Laskar Pelangi yang menceritakan sosok Ical sebagai pemeran utama dalam novel tersebut. Tetapi disana terdapat tokoh Ibu guru, namanya Muslimah, dinovel tersebut sosok Bu Muslimah sangat pening, karena motivator, yang memberikan dorongan semangat agar tetap semangat belajar walaupun distuasi sulit dan disekolah yang memang dapat dikatakan tidak layak dinamakan tempat belajar. Akan tetapi melalui motivasi yang diberikan Bu Muslimah tersebut Sang Laskar Pelangi bisa meraih mimpinya yang dituangkan dalam novel keduanya yang berjudul Sang Pemimpi karya Andera Hirata begitupula novel yang bergenre religi berjudul Perempuan Berkalung Sorban dan Menembus Impian buah karya Abidah El-Khalieqy, dari kedua karyanya tersimpan makna semangat seorang pejuang perempuan yakni RA. Kartini yang dituangkan dalam sebuah karya fiksi.
Lihatlah seperti novel yang berjudul Perempuan Berkalung Sorban dimana seorang anak yang bernama Nisa ditentang oleh ayahnya sang adiraja untuk melanjukan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi, karena satu hal dia seorang perempuan. Tetapi dengan semangat dan Perjuangannya akhirnya sang ayah lunak juga terhadap keinginan sang anak untuk mendapatkan semua itu Nisa dalam tokoh tersebut mampu berjuang keras. Begitu juga dengan novel Menembus Impian dan cerita pendek yang berjudul “Aku Tak Sehebat Kartini”. Menceritakan tentang sosok perempuan yang ingin meraih mimpinya dengan kerja keras dan semangat RA. Kartini yang ada dalam dirinya maka mimpinya terwujud. Dari sini jelaslah bahwa para wanita sesuai fakta sejarah tidak ikut serta membentuk pasukan militer seperti yang dilakukan kaum lelaki di medan perang. Dan secara hukum mereka tidak diwajibkan memenuhi panggilan perang sebagaimana kaum lelaki.
Hal ini berdasarkan hadits Ummu ‘Athiyah
“Aku ikut berperang bersama Nabi sebanyak tujuh kali aku menggantikan mereka dalam menjaga perbekalan aku buatkaan mereka makanan aku obati mereka yang terluka dan aku menjaga mereka yang sakit.”
Membuat makanan mengobati orang terluka dan menjaga orang sakit adalah pekerjaan yang memang sesuai dengan kodrat wanita. Di masyarakat manapun memang itulah peranan yang seyogyanya di perankan oleh wanita. Dan perlu digarisbawahi keikutsertaan wanita dalam melakukan hal-hal di atas dalam suasana perang hanyalah sunnah tidak wajib.
Jadi, perjuangan seorang Kartini tidak hanya melalui pendidikan dan emansipasi saja akan tetapi melalui sebuah karya sastra juga terbukti dari beberapa surat yang dikirim kepada Stella dan lainnya yang tulisannya tersusun indah mengandung makna. Dalam surat-surat Kartini tertulis pemikiran-pemikirannya tentang kondisi sosial saat itu, terutama tentang kondisi perempuan pribumi
Oleh karenanya, kita memandang perjuangan Kartini bukan hanya sebagai pejuang pendidikan dan emansipasi saja. Akan tetapi, melalui Sastra Kartini menebar semangat berkarya.

ummu mayada yang lebih akrab namanya adinda mayada

Suaranya Mirip Ummu Kultsum

Suaranya bak suara emas Ummu Kulsum. Ia sudah menerbitkan 12 album termasuk tiga album kompilasi dengan artis lain.

Artis ini kerap muncul di layar kaca melantunkan lagu-lagu shalawat. Ia adalah Mayada, 16 tahun, yang nama aslinya Umi Mayadah. Namanya meroket sejak ia mengeluarkan album Cahaya Rasul 1 pada 1999, kumpulan shalawat yang di masa silam dinyanyikan oleh Ummu Kultsum, penyanyi legendaris Mesir.

Sejak kecil, anak sulung pasangan H. Adnan Ya’kub Limbong dan Hj. Sunarti Yusuf itu sudah belajar mengaji. Maklum, orangtuanya adalah juara qari dan qariah tingkat nasional. Ayahnya, juara MTQ TVRI/RRI 1986, sementara ibundanya juara MTQ Sulawesi Utara.

Minat Maya dalam berqiraah memang sudah tampak sejak kecil. Setiap kali ada tayangan qiraah di televisi, ia langsung duduk bersimpuh lalu menirukan suara qari di layar kaca. Ketika itu orangtuanya mengira anaknya hanya main-main saja. Bahkan terkadang Maya mengigau membaca Al-Quran layaknya seorang qariah.

Mendengar igauan cucunya itu, sang kakek yang kebetulan tidur bersamanya, kontak menangis. “Sub-hanallah, ini anak mengigaunya saja mengaji, lain dari pada yang lain, ” kata kakeknya. Tahu Maya berbakat dalam seni baca Al-Quran, ayahnya mendidik anak sulungnya itu tehnik membaca Al-Quran yang benar.

Dengan sabar, Adnan Ya’kub menurunkan keahliannya dalam hal qiraah sab’ah (tujuh jenis qiraah) kepada anaknya tercinta. Latihan yang sangat disiplin itu ternyata tidak sia-sia. Ketika usianya menginjak tujuh tahun, Maya telah menguasai qiraah sab’ah, sehingga berhasil meraih juara I Musabaqah Tilawatil Quran tingkat Nasional di Jambi pada 1997 untuk kategori anak-anak. Lalu suara emasnya direkam dalam sebuah album qiraah anak-anak.

Selain itu, ternyata Maya juga gemar lagu-lagu shalawat. Kebetulan orangtuanya memiliki koleksi album shalawat cukup banyak, sehingga Maya dapat belajar dengan leluasa. Setelah cukup lancar, ia meluncurkan sebuah album shalawat. Kebetulan, Habib Husein Alaydrus — produser sebuah perusahaan rekaman — tengah mencari artis yang cocok untuk menyanyikan lagu-lagu Ummu Kultsum.

Habib Husein Alaydrus pernah ikut serta dalam perekaman album shalawat Nur Muhaammad SAW dan Ziarah Rasul yang dibawakan oleh Haddad Alwi. Suatu hari, Habib Husein menerima sebuah kaset qiraah Maya, dan langsung tertarik. Ketika menjalani tes rekaman, ternyata Maya mampu melantunkan lagu-lagu Ummu Kultsum.

“Pertama kali bikin album, saya grogi. Tapi saya senang, dan seru,” tutur Maya. Akhirnya, dalam waktu relatif singkat, pada 1999 sebuah album shawalat, Cahaya Rasul 1, berhasil dirilis. Ketika itulahsuara Maya banyak terdengar di radio dan televisi, apalagi memasuki bulan Ramadhan.

Sejak itu nama Mayada dikenal luas sebagai penyanyi cilik untuk lagu-lagu shalawat, sejajar dengan Sulis, Wafiq Azizah, dan lain lain. Maya tak pernah khawatir bersaing, sebab baginya persaingan harus dilihat secara positif sebagai fastabiqul khairat (berlomba dalam kebaikan). Bahkan ketika mengikuti MTQ, Maya sering minta sekamar dengan Wafiq Azizah.

Setelah album Cahaya Rasul 1, setiap kali menyambut Ramadhan, Maya selalu merilis album shalawat. Hingga sekarang sudah terbit 12 album, terdiri dari tujuh album Cahaya Rasul, tiga kompilasi dengan artis lain, dan dua lagi karet qiraah dan shalawat.. Sejak itu Maya sering diundang menggelar konser di berbagai kota-kota besar, termasuk tawaran konser di luar negeri. Beberapa waktu lalu ia menggelar konser di Kualalumpur dan Hongkong.

Ada penggemar yang mengirim surat, ada pula yang berkunjung ke rumah. Tapi, ada penggemar yang unik: bertandang ke rumah membawa oleh-oleh sekeranjang mangga. Tentu keluarganya senang. Tapi, ada yang bikin sedih. Dalam setiap konser, ada penggemar yang berlebihan dengan menarik-narik bajunya, menungguinya di depan rumah (bahkan sampai bermalam di teras), memanjat pagar rumah, atau membaca puisi di depan rumah.

Tapi, yang paling bikin sedih Maya ialah ulah para pembajak yang mencuri album shalawatnya. Praktis, semua albumnya selalu dibajak sehingga ia banyak merugikan. “Baru seminggu masternya keluar, kaset bajakannya sudah beredar,” katanya sedih.

Hello world!

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!

Next Newer Entries